Cara Menyimpan Gula Aren, Perhatikan 7 Hal Berikut

Posted by Gula Aren Jago on Minggu, 27 Oktober 2019

Cara Menyimpan Gula Aren, Perhatikan 7 Hal Berikut-Produsen Gula Aren Cair di Yogyakarta, Hub: Aldi WA/Telp: 0813 3524 6990


Cara Menyimpan Gula Aren, Perhatikan 7 Hal Berikut-Tanaman aren (Arenga pinata Merr) merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu komoditi agroindustri di Indonesia. Tanaman ini dapat menghasilkan bahan-bahan industri yang sudah sejak lama kita kenal. Tanaman aren ini tersebar hampir diseluruh kepulauan nusantara. Dari daratan rendah hingga ketinggian 1400 m di atas permukaan laut, terutama terdapat di 14 provinsi, seperti: Papua, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan Selatan dan Nangro Aceh Darusalam. Total luas areal tanaman aren di Indonesia sekitar 62009 Ha.

Gula aren berapa kalori

3 kiat praktis menyajikan gula aren dalam minuman


Tanaman yang berasal dari Assam (India) dan Burma ini, tumbuh subur dilembah lereng pegunungan,di sepanjang aliran sungai hingga di ketinggian pegunungan, dihampir semua jenis tanah, cenderung tumbuh liar, tidak menuntut pemeliharaan dan perawatan. Bahkan tidak dipelihara dan dirawat sebab masih belum dibudidayakan. Hampir semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Tandan bungannya dapat diperoleh nira yang dapat diolah menjadi gula merah, gula semut, alkohol teknis, dan cuka. Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai kolang kaling, dapat diolah menjadi manisan.Daunnya dapat dibuat bahan atap, janur, pembungkus rokok (daun muda), sedangkan tulang daunnya dibuat sapu, sikat dan tali. Empulur batangnya dapat diperoleh tepung sagu, batang bagian luar yang keras dapat dibuat papan dan akarnya dapat diperoleh serat untuk anyaman, tali pancing dan cambuk.

Gula aren terbuat dari

Trik membuat kopi gula aren yang enak


Gula aren pada umumnya diproduksi secara tradisional dengan skala kecil sampai menengah. Usaha ini dilakukan dalam skala rumah tangga. Pengrajin gula mengolah nira aren menjadi gula merah dalam bentuk mangkuk pipih, silinder, kubus dan gula semut. Produksi ini dapat dibuat dari berbagai bahan mentah seperti nira kelapa, nira nipah, lontar dan nira aren. Perkembangan industri makanan dan minuman ternyata membawa perubahan dalam pemakaian bahan baku industri termasuk pemakaian gula merah/gula aren. Penggunaan gula aren pada umumnya dilarutkan atau dileburkan baik untuk minuman ataupun makanan, untuk rumah tangga maupun industri. Untuk mempermudah dalam penggunaan dan penganekaragaman pemanfaatannya, maka nira aren dapat diolah menjadi gula cair. Gula cair dari nira aren yang berbentuk cairan dibuat dengan cara memekatkan nira aren. Pengolahan gula cair dari nira aren dapat mengurangi ongkos produksi karena memperpendek waktu produksi dan menghemat tenaga.

Gula aren berasal dari

3 Trik memilih gula aren cair yang bagus


Penelitian tentang gula cair telah dilakukan sebelumnya dimana hasil penelitian diperoleh gula cair dengan kadar gula 51,08%-70,58%. Berikut ini 7 parameter penting hasil penelitian penyimpanan gula aren cair.

1. Kadar air
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan penerimaan, kesegaran, dan daya tahan bahan makanan. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda. Rata-rata kadar air gula cair dari nira aren dengan perlakuan kemasan PET dan waktu simpan sampai 3 bulan yaitu 16-20,41%.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan penerimaan, kesegaran, dan daya tahan bahan makanan. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan.
2. Kadar sukrosa
Kadar sukrosa dari gula cair yang dihasilkan dengan kemasan PET dan waktu simpan sampai dengan 3 bulan rata-rata kadar sukrosa berkisar 56,75-59,02%. Penurunan kadar sukrosa disebabkan karena adanya peningkatan kadar air. Sukrosa adalah karbohidrat C12H22O11 yang merupakan disakarida yang terdiri dari dua komponen monosakarida yaitu D-glukosa dan D-fruktosa. Jika sukrosa dihidrolisis akan menghasilkan suatu campuran glukosa dan fruktosa, campuran yang disebut gula invert. Sukrosa dalam nira dapat mengalami dekomposisi antara lain dengan proses hidrolisis yang menyebabkan penambahan rotasi spesifik yang disebut inversi. Selama hidrolisis putaran optik menurun dan yang mula-mula positif berubah menjadi negatif setelah mencapai hidrolisis sempurna. Gula invert tidak dapat membentuk kristal karena kelarutan fruktosa sangat besar, sedangkan glukosa sukar mengkristal.
3. pH
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untk menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu larutan. Hasil analisis pH dari gula cair dari nira aren diperoleh nilai rata-rata yaitu 7,71-8,12. Dari hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa gula cair dari nira aren yang dihasilkan bersifat basa. Dengan nilai pH yang bersifat netral sampai basa, menyebabkan kapang tidak dapat tumbuh pada produk gula cair. Kapang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi asam atau pH rendah.
4. Viskositas
Viskositas merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan adalah sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan suatu cairan untuk mengalir. Ada beberapa cairan yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dipengaruhi oleh besar dan bentuk molekul. Viskositas semakin berkurang dengan meningkatnya suhu.
Hasil analisa viskositas gula cair dari nira aren menggunakan instrumen Falling Ball Viscometer dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan oleh suatu bola jatuh melalui sampel pada jarak tertentu. Rata-rata nilai viskositas gula cair dari nira aren yaitu 75ºBrix pada perlakuan kemasan PET.
5. Organoleptik
Warna dalam makanan sangat penting karena berpengaruh terhadap penampakan sehingga meningkatan daya tarik dan memberikan informasi yang lebih kepada konsumen tentang karakteristik makanan. Warna pada gula cair dari nira aren disebabkan karena reaksi pencoklatan nonenzimatis yang terjadi selama proses pembuatan yaitu karamelisasi dan Maillard. Pada proses pembuatan gula, reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amina primer akan menghasilkan bahan berwarna coklat yang dikehendaki. Pemanasan terhadap gula menggunakan suhu yang sangat tinggi akan menghasilkan cairan gula yang berwarna bening. Apabila waktu pemanasan cukup lama, maka gula akan berubah warna menjadi kuning, kemudian kecokelatan, selanjutnya dengan cepat berubah warna menjadi sangat cokelat.
Warna bahan makanan bukan merupakan zat melainkan suatu sensasi dari seberkas energi radiasi yang jatuh ke indera mata. Warna makanan juga yang terlihat oleh mata berkaitan dengan kualitas cahaya yang kita lihat dimana warna dapat membantu untuk membedakan makanan yang dapat memberi kepuasan terhadap konsumen.
Gula cair yang disimpan sampai 3 bulan belum mengalami perubahan rasa. Rasa suatu produk sangat memengaruhi tingkat kesukaan konsumen. Perubahan yang terjadi pada cita rasa bahan pangan biasanya lebih kompleks. Pengaturan terhadap cita rasa untuk menunjukkan penerimaan konsumen terhadap suatu bahan makanan umumnya dilakukan dengan alat panca indera manusia.
6. Total bakteri
Analisa total bakteri merupakan salah satu syarat dari produk pangan untuk menentukan ada tidaknya mikroba, baik yang patogen maupun tidak. Adanya mikroba terutama mikroba patogen pada produk pangan akan menyebabkan terjadinya keracunan.
Kontaminasi mikroba pada produk pangan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti: berasal dari muatan mikroba awal pada bahan baku atau bahan pembantu yang digunakan; berasal dari pekerja, alat, dan wadah, ruangan da udara yang terlibat dalam pengolahan; atau dari kontaminasi silang yaitu produk jadi yang bercampur dengan bahan baku dan penanganan yang tidak baik setelah pengolahan. Hasil analisis jumlah bakteri pada gula cair yang dikemas dengan kemasan Polietilen Terephtalate (PET), botol gelas (BG) dan stand up pouch (SP) dan disimpan selama 3 bulan pada suhu ruang yaitu <10 koloni/gr. Belum tumbuhnya mikroba pada produk gula cair sampai pada penyimpanan 3 bulan, dikarenakan produk gula cair yang dihasilkan mengandung gula sekitar 57%. Kandungan gula tersebut dapat berfungsi sebagai pengawet dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
7. Kapang
Kapang merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu produk pangan. Analisa kapang pada bahan pangan penting untuk mengukur tingkat kesegaran, kualitas sanitasi pangan selama penanganan transportasi dan penyimpanan. Adanya kapang dalam suatu produk pangan mengindikasikan terjadinya kerusakan dari produk pangan. Hasil pengujian terhadap total kapang dari gula cair dari nira aren yaitu seluruh perlakuan jenis kemasan dan lama penyimpanan 0-3 bulan jumlah koloni kapang <10 koloni/gr. Pertumbuhan kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kandungan gizi substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen dan ada tidaknya senyawa penghambat. Belum bertambahnya kapang sampai dengan penyimpanan 3 bulan dikarenakan pH gula cair berkisar 7-8. Kapang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi asam atau pH rendah. Ini menunjukkan bahwa gula cair dari nira aren masih berada dalam keadaan baik.

Thanks for reading & sharing Gula Aren Jago

Previous
« Prev Post