Cara Menyimpan Gula Aren, Perhatikan 7 Hal Berikut-Produsen Gula Aren Cair di Yogyakarta, Hub: Aldi WA/Telp: 0813 3524 6990
Cara Menyimpan Gula Aren, Perhatikan 7 Hal Berikut-Tanaman aren (Arenga pinata Merr)
merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu
komoditi agroindustri di Indonesia. Tanaman ini dapat menghasilkan bahan-bahan
industri yang sudah sejak lama kita kenal. Tanaman aren ini tersebar hampir
diseluruh kepulauan nusantara. Dari daratan rendah hingga ketinggian 1400 m di
atas permukaan laut, terutama terdapat di 14 provinsi, seperti: Papua, Maluku
Utara, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan
Selatan dan Nangro Aceh Darusalam. Total luas areal tanaman aren di Indonesia
sekitar 62009 Ha.
Gula aren berapa kalori |
3 kiat praktis menyajikan gula aren dalam minuman
Tanaman
yang berasal dari Assam (India) dan Burma ini, tumbuh subur dilembah lereng
pegunungan,di sepanjang aliran sungai hingga di ketinggian pegunungan, dihampir
semua jenis tanah, cenderung tumbuh liar, tidak menuntut pemeliharaan dan
perawatan. Bahkan tidak dipelihara dan dirawat sebab masih belum dibudidayakan.
Hampir semua bagian atau produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki
nilai ekonomi. Tandan bungannya dapat diperoleh nira yang dapat diolah menjadi
gula merah, gula semut, alkohol teknis, dan cuka. Buahnya dapat dimanfaatkan
sebagai kolang kaling, dapat diolah menjadi manisan.Daunnya dapat dibuat bahan
atap, janur, pembungkus rokok (daun muda), sedangkan tulang daunnya dibuat
sapu, sikat dan tali. Empulur batangnya dapat diperoleh tepung sagu, batang
bagian luar yang keras dapat dibuat papan dan akarnya dapat diperoleh serat
untuk anyaman, tali pancing dan cambuk.
Gula aren terbuat dari |
Trik membuat kopi gula aren yang enak
Gula aren
pada umumnya diproduksi secara tradisional dengan skala kecil sampai menengah.
Usaha ini dilakukan dalam skala rumah tangga. Pengrajin gula mengolah nira aren
menjadi gula merah dalam bentuk mangkuk pipih, silinder, kubus dan gula semut.
Produksi ini dapat dibuat dari berbagai bahan mentah seperti nira kelapa, nira
nipah, lontar dan nira aren. Perkembangan industri makanan dan minuman ternyata
membawa perubahan dalam pemakaian bahan baku industri termasuk pemakaian gula
merah/gula aren. Penggunaan gula aren pada umumnya dilarutkan atau dileburkan
baik untuk minuman ataupun makanan, untuk rumah tangga maupun industri. Untuk
mempermudah dalam penggunaan dan penganekaragaman pemanfaatannya, maka nira
aren dapat diolah menjadi gula cair. Gula cair dari nira aren yang berbentuk
cairan dibuat dengan cara memekatkan nira aren. Pengolahan gula cair dari nira
aren dapat mengurangi ongkos produksi karena memperpendek waktu produksi dan
menghemat tenaga.
Gula aren berasal dari |
3 Trik memilih gula aren cair yang bagus
Penelitian
tentang gula cair telah dilakukan sebelumnya dimana hasil penelitian diperoleh
gula cair dengan kadar gula 51,08%-70,58%. Berikut ini 7 parameter penting
hasil penelitian penyimpanan gula aren cair.
1. Kadar air
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan
penerimaan, kesegaran, dan daya tahan bahan makanan. Air juga merupakan
komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan,
tekstur, serta cita rasa makanan. Semua bahan makanan mengandung air dalam
jumlah yang berbeda-beda. Rata-rata kadar air gula cair dari nira aren dengan
perlakuan kemasan PET dan waktu simpan sampai 3 bulan yaitu 16-20,41%.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan
penerimaan, kesegaran, dan daya tahan bahan makanan. Air juga merupakan
komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan,
tekstur, serta cita rasa makanan.
2. Kadar sukrosa
Kadar sukrosa dari gula cair yang dihasilkan dengan
kemasan PET dan waktu simpan sampai dengan 3 bulan rata-rata kadar sukrosa
berkisar 56,75-59,02%. Penurunan kadar sukrosa disebabkan karena adanya
peningkatan kadar air. Sukrosa adalah karbohidrat C12H22O11 yang merupakan
disakarida yang terdiri dari dua komponen monosakarida yaitu D-glukosa dan
D-fruktosa. Jika sukrosa dihidrolisis akan menghasilkan suatu campuran glukosa
dan fruktosa, campuran yang disebut gula invert. Sukrosa dalam nira dapat
mengalami dekomposisi antara lain dengan proses hidrolisis yang menyebabkan
penambahan rotasi spesifik yang disebut inversi. Selama hidrolisis putaran
optik menurun dan yang mula-mula positif berubah menjadi negatif setelah
mencapai hidrolisis sempurna. Gula invert tidak dapat membentuk kristal karena
kelarutan fruktosa sangat besar, sedangkan glukosa sukar mengkristal.
3. pH
pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasahan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Hasil analisis pH dari gula cair dari nira aren diperoleh nilai rata-rata yaitu
7,71-8,12. Dari hasil pengukuran pH menunjukkan bahwa gula cair dari nira aren
yang dihasilkan bersifat basa. Dengan nilai pH yang bersifat netral sampai
basa, menyebabkan kapang tidak dapat tumbuh pada produk gula cair. Kapang dapat
tumbuh dengan baik pada kondisi asam atau pH rendah.
4. Viskositas
Viskositas
merupakan ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan adalah sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan suatu cairan
untuk mengalir. Ada beberapa cairan yang dapat mengalir cepat, sedangkan
lainnya mengalir secara lambat. Viskositas adalah suatu pernyataan “tahanan
untuk mengalir” dari suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental
suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat mengalir pada
kecepatan tertentu. Viskositas dipengaruhi oleh besar dan bentuk molekul.
Viskositas semakin berkurang dengan meningkatnya suhu.
Hasil analisa viskositas gula cair dari nira aren
menggunakan instrumen Falling Ball Viscometer dengan cara mengukur waktu
yang dibutuhkan oleh suatu bola jatuh melalui sampel pada jarak tertentu.
Rata-rata nilai viskositas gula cair dari nira aren yaitu 75ºBrix pada
perlakuan kemasan PET.
5. Organoleptik
Warna
dalam makanan sangat penting karena berpengaruh terhadap penampakan sehingga
meningkatan daya tarik dan memberikan informasi yang lebih kepada konsumen
tentang karakteristik makanan. Warna pada gula cair dari nira aren disebabkan
karena reaksi pencoklatan nonenzimatis yang terjadi selama proses pembuatan
yaitu karamelisasi dan Maillard. Pada proses pembuatan gula, reaksi antara gula
pereduksi dengan gugus amina primer akan menghasilkan bahan berwarna coklat
yang dikehendaki. Pemanasan terhadap gula menggunakan suhu yang sangat tinggi
akan menghasilkan cairan gula yang berwarna bening. Apabila waktu pemanasan
cukup lama, maka gula akan berubah warna menjadi kuning, kemudian kecokelatan,
selanjutnya dengan cepat berubah warna menjadi sangat cokelat.
Warna
bahan makanan bukan merupakan zat melainkan suatu sensasi dari seberkas energi
radiasi yang jatuh ke indera mata. Warna makanan juga yang terlihat oleh mata
berkaitan dengan kualitas cahaya yang kita lihat dimana warna dapat membantu
untuk membedakan makanan yang dapat memberi kepuasan terhadap konsumen.
Gula cair yang disimpan sampai 3 bulan belum mengalami
perubahan rasa. Rasa suatu produk sangat memengaruhi tingkat kesukaan konsumen.
Perubahan yang terjadi pada cita rasa bahan pangan biasanya lebih kompleks.
Pengaturan terhadap cita rasa untuk menunjukkan penerimaan konsumen terhadap
suatu bahan makanan umumnya dilakukan dengan alat panca indera manusia.
6. Total bakteri
Analisa
total bakteri merupakan salah satu syarat dari produk pangan untuk menentukan
ada tidaknya mikroba, baik yang patogen maupun tidak. Adanya mikroba terutama
mikroba patogen pada produk pangan akan menyebabkan terjadinya keracunan.
Kontaminasi mikroba pada produk pangan dapat
disebabkan oleh berbagai hal, seperti: berasal dari muatan mikroba awal pada
bahan baku atau bahan pembantu yang digunakan; berasal dari pekerja, alat, dan
wadah, ruangan da udara yang terlibat dalam pengolahan; atau dari kontaminasi
silang yaitu produk jadi yang bercampur dengan bahan baku dan penanganan yang
tidak baik setelah pengolahan. Hasil analisis jumlah bakteri pada gula cair
yang dikemas dengan kemasan Polietilen Terephtalate (PET), botol gelas (BG) dan
stand up pouch (SP) dan disimpan selama 3 bulan pada suhu ruang yaitu <10
koloni/gr. Belum tumbuhnya mikroba pada produk gula cair sampai pada
penyimpanan 3 bulan, dikarenakan produk gula cair yang dihasilkan mengandung
gula sekitar 57%. Kandungan gula tersebut dapat berfungsi sebagai pengawet dan
dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
7. Kapang
Kapang merupakan
salah satu faktor penentu kualitas suatu produk pangan. Analisa kapang pada
bahan pangan penting untuk mengukur tingkat kesegaran, kualitas sanitasi pangan
selama penanganan transportasi dan penyimpanan. Adanya kapang dalam suatu
produk pangan mengindikasikan terjadinya kerusakan dari produk pangan. Hasil
pengujian terhadap total kapang dari gula cair dari nira aren yaitu seluruh
perlakuan jenis kemasan dan lama penyimpanan 0-3 bulan jumlah koloni kapang
<10 koloni/gr. Pertumbuhan kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
kandungan gizi substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen dan ada tidaknya senyawa
penghambat. Belum bertambahnya kapang sampai dengan penyimpanan 3 bulan
dikarenakan pH gula cair berkisar 7-8. Kapang dapat tumbuh dengan baik pada
kondisi asam atau pH rendah. Ini menunjukkan bahwa gula cair dari nira aren
masih berada dalam keadaan baik.Thanks for reading & sharing Gula Aren Jago